Halo!


Halo. Aku menyapamu dengan seulas senyum di wajah. Bermaksud segera mengambil hatimu sebelum kamu berpikiran seperti orang-orang. Mereka bilang aku sombong dan jutek. Katanya karena jarang senyum. Aku memang kadang segan menarik bibir hingga merenggang penuh kepada orang asing. Refleks saja. Sebelum kamu kembali berpikiran serupa, kukatakan padamu bahwa jangan tersenyum kepadaku saat menjumpaiku tanpa mata kaca yang bertengger di atas tulang hidung dan kedua daun telingaku. Semanis apapun senyummu, kedua retinaku tak bisa menangkapnya dan tak akan ada balasan yang lebih manis.

Mayoritas orang memanggil aku  Ana. Kata sederhana itu yang kedua orang tuaku tetapkan dari nama indah pemberian mereka Nur Hasanah. Tidak perlu kamu sebut kalau banyak yang memiliki nama serupa. Tetapi kamu bisa memanggilku apa saja yang mungkin terdengar baik. Sebab banyak orang di komunitas dan lingkar pertemananku memanggil dengan nama yang berbeda-beda. Tak usah kuungkap satu-satu, beda orang beda sapaan. Kamu cari saja sapaan lain yang lebih keren jika tak ingin memanggilku Ana. Yang penting sapaan itu terdengar enak saat disebut dan tidak bermakna buruk.

Aku senang menikmati baris-baris kalimat yang bermakna dan mengandung kisah. Demi mengisi waktu luang, aku sengaja memenuhi rak berukuran sedang dua susun di kamarku dengan berbuah-buah bahan bacaan. Aku juga punya banyak di ponsel dan komputer jinjingku. Aku bahagia  telah menemukannya secara gratis di situs-situs daring. Di sela kesempatan, aku berusaha untuk menuangkan pikiran dan perasaanku lewat barisan kalimat. Saat ini, masih dalam upaya untuk mengembangkan diri menyamai penulis amatir. Tidak mengapa menjadi amatir dulu kemudian profesional. Cukup itu saja yang kuberitahu. Kalau kamu ingin berteman denganku lebih jauh, jangan pernah sungkan berkunjung ke rumahku. Di sini. (:

#7DaysKF

1 komentar

  1. Nama yg bagus dan religius. Seperti nama-nama perempuan di desaku yg kini mulai tak kudengar lagi disematkan pada anak gadisnya. Salam kak, An. 😊

    BalasHapus